Lagu wahabi sakti

Minggu, 23 Juni 2013

OH WAHABI
Ost Wahabi Sakti
Song by Wahabi Band

♫♪Hay hay..
Wahabi I sin da hay…♫♪
Wahabi I sin da hay…♫♪
Wahabi I sin da hay…♫♪

Ada wahabi
Terpuruk terpenjara dalam jiwa
Dengan hati gelap sunyi
tak ada penerang jiwa

♫♪
Bertindak sesuka hati
Fitnah sana fitnah sini
Timbulkan banyak masalah
dimuka bumi ini

♫♪
Dengan sedikit ilmu
Dan sedikit pengalaman
Dia menfitnah mencela
menuduh syirik juga bid'ah

♫♪
Walau tak pernah
Menang dalam debat dengan hujjah
Tak jadi masalah dan
tak kan jadi beban pikiran

♫♪
Mendakwah setiap hari
Demi kepentingan sendiri
Dengan dukungan dari kelompoknya
Trus saja beraksi

♫♪
Semua kan didakwahi
Tanpa rasa peduli
Dengan adat budaya
Meski itu budaya syar'i

♫♪
Oh Wahabi..
Tak pernah berhenti
Bertindak sesuka hati

♫♪
Oh Wahabi..
Slalu cari celah
Menganggap semua bid'ah

♫♪
Oh Wahabi..
Liar nakal brutal
Membuat semua orang
menjadi gempar

♫♪
Oh Wahabi..
Hanya Hidayah
Yang dapat menghentikannya

♫♪
Walau tak pernah benar dalam hujjah
Tak jadi masalah dan tak kan jadi beban
pikiran

♫♪
Oh Wahabi..
Tak pernah berhenti
Bertindak sesuka hati

♫♪
Oh Wahabi..
Slalu cari celah
Menganggap semua bid'ah

♫♪
Oh Wahabi..
Liar nakal brutal
Membuat semua orang
menjadi gempar

♫♪
Oh Wahabi..
Hanya Hidayah
Yang dapat menghentikannya

♫♪
Walau tak pernah benar dalam hujjah
Tak jadi masalah dan tak kan jadi beban
pikiran..

Hay hay..
Wahabi I sin da hay…♫♪
Wahabi I sin da hay…♫♪
Wahabi I sin da hay…♫♪

Sin da hay.. Sin da hay..

Joke, by kera sakti

Jenazah utuh, wahabi makin gosong jidatnya.

Selasa, 11 Juni 2013

JASAD PROF. DR. AS-SAYYID MUHAMMAD
AL-MALIKI TOKOH PENGANJUR SYIRIK DAN
BID’AH MENURUT WAHHABI HANCUR TERNYATA
MASIH UTUH

~Setahun pasca wafatnya Habib
Muhammad bin 'Alwi Al-Maliki Al-Hasani
Mekkah, orang-orang Wahabi yang berniat
mau menghinakan Habib Muhammad,
karena kebiasaan di Mekkah jika jenazah
sudah hancur maka akan dipindah ke
tempat lain agar areal lama dimasukkan
jenazah yang baru;

Kemudian orang
Wahabi melakukan penggalian makam
beliau, awalnya mereka berharap agar apa
yang mereka temukan pasca 1 tahun
adalah jenazah yang sudah hancur, tapi
apa dikata ??

Ternyata tidak sesuai dengan perkiraan
sebelumnya, JENAZAH Tokoh Bid’ah
menurut wahabi Habib Muhammad masih
UTUH Tidak hancur.!

~2 tahun kemudian, mereka menggali
kembali makam Habib Muhammad, apa
dikata? JENAZAH Tokoh Bid’ah menurut
wahhabi pun masih utuh, Tidak hancur,
bahkan RAMBUT dan KUKU beliau terlihat
tumbuh panjang.

~5 tahun kemudian, dilakukan hal yang
sama, dan ternyata JENAZAH Tokoh Bid’ah
menurut wahhabi juga Tidak hancur MASIH
UTUH, bahkan TERCIUM AROMA WANGI
YANG WANGINYA MELEBIHI WANGINYA
KAYU GAHRU

Subhanallah… Kejadian ini sudah
mentaubatkan orang-orang Salafi Wahhabi.
Sumber: Al-Habib Segaf bin Hasan Baharun
(Bangil) Beliau pulang ke rahmatullah pada
15 Ramadhan 1425H bersamaan 29
Oktober 2004, waktu subuh, hari Jumaat.

Islamika

Kamis, 06 Juni 2013

Asalamualaikum..

Ini tulisan lawas yg terpaksa saya posting
lagi krna byk wahabi yg masalahin maulid...
Untuk para teman salafi yg masih aja
bingung tentang maulid.... silakan baca
dulu dan jika masih ada yg tdk berkenan
silahkan tanya...

Seperti anda tau perayaan maulid itu
sebuah kegiatan yg isinya tholabul ilmi,
shodaqoh, dzikir n tauziyah, nah anda pasti
sangat faham dalil2 ttg tholabul ilmi,
shodaqoh, dzikir n tauziyah, sudah byk
bertebaran diseantero FB, silakan cari
sendiri.
Nah yg mnjadi masalah disini adalah
bagaimanakah Dalil dari “PERAYAAN MAULID”
bnar tidak?
sampai2 anda menanyakan “MANA
DALILNYA?”

Saya mungkin akan jelaskan sedikit, saya
mulai dari suatu kaidah dalam ushul fiqh
yg sering didengung2kan oleh para Salafi,
“Asal semua ibadah adalah haram, sampai
ada dalil yang menghalalkannya atau
menyuruhnya”..
Nah dari kaidah ini sesuatu yg diangap
ibadah selalu muncul pertanyaan
“mana dalilnya?” krn sifat dri ibadah yg
tauqif
Permasalahnya adalah utk ibadah apakah
kaidah diatas ??

Saya akan coba mengambil dari kitab,
ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺍﺕ ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ
ﻭﻓﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻠﻴﻠﺔ ﺃﻭﺩ ﺃﻥ ﺃﻗﻒ ﻋﻨﺪ ﻗﻀﻴﺔ
ﺃﺳﺎﺳﻴﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺍﺕ ﺟﻤﻴﻌﺎً ﻭﻫﻲ ﻗﺎﻋﺪﺓ
ﻣﻌﺮﻭﻓﺔ ﻋﻨﺪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ، " ﺃﻥ ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ
ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺍﺕ ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ " ﻛﻤﺎ "ﺃﻥ ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ
ﺍﻟﻤﻌﺎﻣﻼﺕ ﻭﺍﻟﻌﻘﻮﺩ ﺍﻹﺑﺎﺣﺔ ،" ﻭﻫﺬﻩ ﻗﺎﻋﺪﺓ
ﻧﻔﻴﺴﺔ ﻭﻣﻬﻤﺔ ﺟﺪﺍً ﻭﻧﺎﻓﻌﺔ ﻟﻺﻧﺴﺎﻥ، ﻓﺒﺎﻟﻨﺴﺒﺔ
ﻟﻠﻌﺒﺎﺩﺍﺕ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻺﻧﺴﺎﻥ ﺃﻥ ﻳﺨﺘﺮﻉ ﻣﻦ ﻧﻔﺴﻪ
ﻋﺒﺎﺩﺓً ﻟﻢ ﻳﺄﺫﻥ ﺑﻬﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ، ﺑﻞ ﻟﻮ ﻓﻌﻞ
ﻟﻜﺎﻥ ﻗﺪ ﺷﺮﻉ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﺄﺫﻥ ﺑﻪ ﺍﻟﻠﻪ،
ﻓﻠﻢ ﻳﻜﻦ ﻷﺣﺪٍ ﺃﻥ ﻳﺘﺼﺮﻑ ﻓﻲ ﺷﺄﻥ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺃﻭ
ﺍﻟﺰﻛﺎﺓ ﺃﻭ ﺍﻟﺼﻮﻡ ﺃﻭ ﺍﻟﺤﺞ ﺯﻳﺎﺩﺓ ﺃﻭ ﻧﻘﺼﺎً ﺃﻭ
ﺗﻘﺪﻳﻤﺎً ﺃﻭ ﺗﺄﺧﻴﺮﺍً ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ، ﻟﻴﺲ ﻷﺣﺪ ﺃﻥ ﻳﻔﻌﻞ
ﻫﺬﺍ، ﺑﻞ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﻮﺭ ﺇﻧﻤﺎ ﺗﺘﻠﻘﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﺎﺭﻉ، ﻭﻻ
ﻳﻠﺰﻡ ﻟﻬﺎ ﺗﻌﻠﻴﻞ، ﺑﻞ ﻫﻲ ﻛﻤﺎ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻷﺻﻮﻟﻴﻮﻥ:
ﻏﻴﺮ ﻣﻌﻘﻮﻟﺔ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ، ﺃﻭ ﺗﻌﺒﺪﻳﺔ، ﺑﻤﻌﻨﻰ ﺃﻧﻪ ﻟﻴﺲ
ﻓﻲ ﻋﻘﻮﻟﻨﺎ ﻧﺤﻦ ﻣﺎ ﻳﺒﻴﻦ ﻟﻤﺎﺫﺍ ﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﻈﻬﺮ ﺃﺭﺑﻌﺎً،
ﻭﺍﻟﻌﺼﺮ ﺃﺭﺑﻌﺎً ، ﻭﺍﻟﻤﻐﺮﺏ ﺛﻼﺛﺎً، ﻭﺍﻟﻔﺠﺮ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ،
ﻟﻴﺲ ﻋﻨﺪﻧﺎ ﻣﺎ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﺇﻻ ﺃﻧﻨﺎ ﺁﻣﻨﺎ ﺑﺎﻟﻠﻪ
ﺟﻞ ﻭﻋﻼ، ﻭﺻﺪّﻗﻨﺎ ﺭﺳﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ،
ﻓﺠﺎﺀﻧﺎ ﺑﻬﺬﺍ ﻓﻘﺒﻠﻨﺎﻩ، ﻫﺬﺍ ﻫﻮ ﻃﺮﻳﻖ ﻣﻌﺮﻓﺔ
ﺍﻟﻌﻘﺎﺋﺪ ﻭﻃﺮﻳﻖ ﻣﻌﺮﻓﺔ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺍﺕ، ﻓﻤﺒﻨﺎﻫﺎ ﻋﻠﻰ
ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ ﻭﺍﻟﺴﻤﻊ ﻭﺍﻟﻨﻘﻞ ﻻ ﻏﻴﺮ، ﺑﺨﻼﻑ
ﺍﻟﻤﻌﺎﻣﻼﺕ ﻭﺍﻟﻌﻘﻮﺩ ﻭﻧﺤﻮﻫﺎ ، ﻓﺈﻥ ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻴﻬﺎ
ﺍﻹﺑﺎﺣﺔ ﻭﺍﻹﺫﻥ ﺇﻻ ﺇﺫﺍ ﻭﺭﺩ ﺩﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻨﻊ ﻣﻨﻬﺎ،
ﻓﻠﻮ ﻓﺮﺽ ﻣﺜﻼً ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺍﺧﺘﺮﻋﻮﺍ ﻃﺮﻳﻘﺔ ﺟﺪﻳﺪﺓ
ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻌﺎﻣﻠﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﻊ ﻭﺍﻟﺸﺮﺍﺀ ﻋﻘﺪﺍً ﺟﺪﻳﺪﺍً ﻟﻢ
ﻳﻜﻦ ﻣﻮﺟﻮﺩﺍً ﻓﻲ ﻋﻬﺪ ﺍﻟﻨﺒﻮﺓ، ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﻌﻘﺪ ﻟﻴﺲ
ﻓﻴﻪ ﻣﻨﻊ ، ﻟﻴﺲ ﻓﻴﻪ ﺭﺑﺎً ﻭﻻ ﻏﺮﺭ ﻭﻻ ﺟﻬﺎﻟﺔ ﻭﻻ
ﻇﻠﻢ ﻭﻻ ﺷﻲﺀ ﻳﺘﻌﺎﺭﺽ ﻣﻊ ﺃﺻﻮﻝ ﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ،
ﻓﺤﻴﻨﺌﺬٍ ﻧﻘﻮﻝ : ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻌﻘﺪ ﻣﺒﺎﺡ؛
bahwa yg dinamakan ibadah sifatnya tauqif
adalah sudah ditetapkan dan tidak boleh
ditambah2 atau dikurangi atau
mendahulukan atau melebihkan atau
apapun itu….
Dan ini beda dengan muamalah yg asalnya
boleh sampai ada dalil yg melarangnya…
Nah sekarang kita lihat apakah sbnarnya
ibadah tauqif itu….
ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ ﻓﻲ ﺻﻔﺔ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ
ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﺗﻮﻗﻴﻔﻴﺔ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺷﻲﺀ، ﺗﻮﻗﻴﻔﻴﺔ ﻓﻲ
ﺻﻔﺘﻬﺎ - ﻓﻲ ﺻﻔﺔ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ - ﻓﻼ ﻳﺠﻮﺯ ﻷﺣﺪ ﺃﻥ
ﻳﺰﻳﺪ ﺃﻭ ﻳﻨﻘﺺ، ﻛﺄﻥ ﻳﺴﺠﺪ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﺮﻛﻊ ﻣﺜﻼً ﺃﻭ
ﻳﺠﻠﺲ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﺴﺠﺪ، ﺃﻭ ﻳﺠﻠﺲ ﻟﻠﺘﺸﻬﺪ ﻓﻲ ﻏﻴﺮ
ﻣﺤﻞ ﺍﻟﺠﻠﻮﺱ، ﻓﻬﻴﺌﺔ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﺗﻮﻗﻴﻔﻴﺔ ﻣﻨﻘﻮﻟﺔ
ﻋﻦ ﺍﻟﺸﺎﺭﻉ
tauqifi dalam sifat ibadah
ibadah itu tauqifi dalam semua hal. dalam
sifatnya,,,
maka tidak boleh untuk menambah dan
megurangi. seperti sujud sebelum ruku',
atau duduk sebelum sujud, atau duduk
tasyahud tidak pada tempatnya...oleh
karena itu, yang namanya ibadah itu tauqifi
dinuqil dari syari' ( allah )
ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ ﻓﻲ ﺯﻣﻦ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ
ﺯﻣﺎﻥ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﺗﻮﻗﻴﻔﻲ - ﺃﻳﻀﺎً - ﻓﻼ ﻳﺠﻮﺯ ﻷﺣﺪ ﺃﻥ
ﻳﺨﺘﺮﻉ ﺯﻣﺎﻧﺎً ﻟﻠﻌﺒﺎﺩﺓ ﻟﻢ ﺗﺮﺩ، ﻣﺜﻞ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﻣﺜﻼً
tauqifi dalam waktu pelaksanaan ibadah
waktu pelaksanaan ibadah juga tauqifi.
maka tidak boleh seseorang itu membuat
buat ibadah di waktu tertentu yang syari'
tidak memerintahkannya.
ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ ﻓﻲ ﻧﻮﻉ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ
ﻛﺬﻟﻚ ﻻﺑﺪ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﻣﺸﺮﻭﻋﺔ ﻓﻲ
ﻧﻮﻋﻬﺎ ، ﻭﺃﻋﻨﻲ ﺑﻨﻮﻋﻬﺎ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺟﻨﺲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ
ﻣﺸﺮﻭﻋﺎً، ﻓﻼ ﻳﺠﻮﺯ ﻷﺣﺪ ﺃﻥ ﻳﺘﻌﺒﺪ ﺑﺄﻣﺮ ﻟﻢ ﻳﺸﺮﻉ
ﺃﺻﻼً ، ﻣﺜﻞ ﻣﻦ ﻳﺘﻌﺒﺪﻭﻥ ﺑﺎﻟﻮﻗﻮﻑ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﻤﺲ،
ﺃﻭ ﻳﺤﻔﺮ ﻟﻨﻔﺴﻪ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﻭﻳﺪﻓﻦ ﺑﻌﺾ ﺟﺴﺪﻩ
ﻭﻳﻘﻮﻝ: ﺃﺭﻳﺪ ﺃﻥ ﺃﻫﺬﺏ ﻭﺃﺭﺑﻲ ﻭﺃﺭﻭﺽ ﻧﻔﺴﻲ
ﻣﺜﻼً ، ﻓﻬﺬﻩ ﺑﺪﻋﺔ !
tauqifi dalam macamnya ibadah
begitu juga ibadah juga harus disyaratkan
sesuai dg syari'at..artinya termasuk dari
jenis ibadah yg disyariatkan. maka tidak
sah bagi orang yg menyembah sesuatu
yang tidak disyariatkan, seperti
menyembah matahari. atau memendam
jasadnya sebagian sembari berkata : saya
ingin melatih badanku misalkan. ini semua
bid'ah.
ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ ﻓﻲ ﻣﻜﺎﻥ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ
ﻛﺬﻟﻚ ﻣﻜﺎﻥ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﻻﺑﺪ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﺸﺮﻭﻋﺎً، ﻓﻼ
ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻺﻧﺴﺎﻥ ﺃﻥ ﻳﺘﻌﺒﺪ ﻋﺒﺎﺩﺓ ﻓﻲ ﻏﻴﺮ ﻣﻜﺎﻧﻬﺎ،
ﻓﻠﻮ ﻭﻗﻒ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ -ﻣﺜﻼً - ﻳﻮﻡ ﻋﺮﻓﺔ ﺑﺎﻟـﻤﺰﺩﻟﻔﺔ
ﻓﻼ ﻳﻜﻮﻥ ﺣﺠﺎً ﺃﻭ ﻭﻗﻒ ﺑـﻤﻨﻰ، ﺃﻭ ﺑﺎﺕ ﻟﻴﻠﺔ
ﺍﻟﻤﺰﺩﻟﻔﺔ ﺑـﻌﺮﻓﺔ، ﺃﻭ ﺑﺎﺕ ﻟﻴﺎﻟﻲ ﻣﻨﻰ ﺑﺎﻟـﻤﺰﺩﻟﻔﺔ
ﺃﻭ ﺑـﻌﺮﻓﺔ ، ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﺩّﻯ ﻣﺎ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ، ﺑﻞ
ﻳﺠﺐ ﺃﻥ ﻳﻠﺘﺰﻡ ﺑﺎﻟﻤﻜﺎﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﺣﺪﺩﻩ ﺍﻟﺸﺎﺭﻉ ﺇﻟﻰ
ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ .
begitu juga tauqifi dalam tempat ibadah.
maka ini juga harus masyru'. maka tidak
boleh beribadah tidak pada tempat yang
sudah disyari'atkan. seperti jika seseorang
wukuf di muzdalifah, maka ini bukan haji.
atau wuquf dimina, atau bermalam
( muzdalifah ) di 'arafah, dan sebaliknya,
maka ini semua bukanlah sesuatu yg
masyru'. kita wajib melaksanakan ibadah
sesuai tempat yg sudah disyari'atkan
oleh syari'.

Nah dari penjelasan kitab diatas dpt
ditangkap 4 point, dan bila diperhatikan
maka disitu didapat kesimpulan bahwa
ibadah yg sifatnya tauqif itu adalah ibadah
mahdoh… faham??
Jadi yg dimaksd ibadah dalam kaidah “Asal
semua ibadah adalah haram, sampai ada
dalil yang menghalalkannya atau
menyuruhnya”..
adalah ibadah yg sifatnya mahdoh saja,
bukan semua ibadah
Nah untk bisa membedakannya ibadah
harus dilihat wasail (perantara) dan
maqoshidnya (tujuan)
Utk ibadah yg sifatny mahdoh Cuma ada
maqoshid, sedangkan utk goer mahdoh ada
maqoshid ada wasail.

Ok… langsg contoh saja….biar gampang,
perhatikan baik2….
Sholat, sudah jelas krna ibadah yg dzatny
adalah ibadah, maka yg ada Cuma
maqoshid (tujuan) tidak ada wasail.

Anda menulis di FB, Kegiatan mnulis sendiri
itu bukan ibadah maka hukumnya mubah.
Tapi krna anda mengharapkn ridho Allah
dalam rangka dakwah dgn jlan menulis di
FB maka dlam Islam ini berpahala dan
termasuk ibadah,
(wasailnya anda menulis di FB,
maqoshidnya mengharapkan ridho Allah
dalam rangka berdakwah)
Tapi jika anda menganggap kegiatan
menulis FB ini sebuah ibadah yg dzatnya
adalah ibadah seperti ibadah mahdoh
sudah pasti ini namanya bid’ah dholalah!

Saya kasih contoh lagi, kegiatan pengajian
dan tabligh, awalnya bntuk kedua kegiatan
ini bukan ibadah dan tdk ada contoh dri
rasul jadi hukumnya mubah, tapi krna isi
dari kegiatan ini adalah ibadah macam
(tholabul ilmi dan tauziyah atau bahkan
dakwah) maka kegiatan pengajian n tabligh
insyaallah brpahala n brnilai ibadah
(wasailnya kegiatan pengajian n tabligh,
maqoshidnya mengharapkan ridho Allah
dalam rangka holabul ilmi n berdakwah)

Sekali lagi jika anda menganggap kegiatan
pengajian n tabligh ini sebuah ibadah yg
dzatnya adalah ibadah seperti ibadah
mahdoh sudah pasti ini namanya bid’ah
dholalah.

Ömatz Van Dee Ivz > 1.000.000 ORANG
MENOLAK WAHABI DI INDONESIA